Selain itu, dengan adanya berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi kemahasiswaan yang aktif, mahasiswa di universitas-universitas di Indonesia juga dapat mengembangkan soft skill dan networking yang akan berguna untuk masa depan karier mereka. Menurut Dr. Ani Wibowo, seorang pakar pendidikan, aktivitas di luar kurikulum seperti organisasi kemahasiswaan dapat membantu mahasiswa untuk mengasah keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan kerjasama.
Salah satu contoh kegiatan ekstrakurikuler yang populer di kalangan mahasiswa adalah mentoring program. Melalui program ini, mahasiswa dapat belajar dari senior yang lebih berpengalaman dalam bidang tertentu. Menurut Prof. Budi Santoso, seorang dosen senior di Universitas Indonesia, mentoring dapat membantu mahasiswa mengembangkan soft skill seperti empati dan kecerdasan emosional.
Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan bergabung dalam organisasi kemahasiswaan, mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk memperluas jaringan pertemanan dan relasi bisnis. Menurut data dari Asosiasi Pengusaha Muda Indonesia, sekitar 70% dari kesuksesan karier seseorang dipengaruhi oleh jaringan yang dimiliki. Oleh karena itu, networking merupakan salah satu kunci penting untuk meraih kesuksesan di dunia kerja.
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi kemahasiswaan juga dapat menjadi wadah untuk mengenali minat dan bakat mahasiswa di luar akademik. Menurut Dr. Ratna Dewi, seorang psikolog pendidikan, mengikuti kegiatan yang sesuai dengan minat dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan belajar mahasiswa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi kemahasiswaan memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan soft skill dan networking mahasiswa di Indonesia. Mahasiswa diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk persiapan karier mereka di masa depan.